MARHABAN YA RAMADHAN 1441H...


MARHABAN YA RAMADHAN 1441H..


۞ اَللهُÙ…َّ صَÙ„ِّ عَÙ„َÙ‰ سَÙŠِّدِÙ†َا Ù…ُØ­َÙ…َّدٍ ÙˆَعَÙ„َÙ‰ آلِ سَÙŠِّدِÙ†َا Ù…ُØ­َÙ…َّدٍ ۞

“Bulan Ramadhan adalah bulan yang ditunggu oleh orang-orang beriman, bulan yang dirindu oleh para orang sholeh, bulan yang sangat dicintai oleh para auliya assholihin, bulan yang betul-betul disambut dengan penuh kebahagiaan oleh seluruh umat Nabi Muhammad ï·º. Kerana di bulan tersebut, amal ibadah kita ganjarannya dilipatgandakan oleh Allah سبحانه وتعالى.
Bulan tersebut adalah bulan yang penuh rahmat, bulan yang penuh barakah, bulan yang penuh maghfirah (pengampunan), bulan tempat berlomba-lombanya umat Islam untuk melakukan aneka ragam kebajikan.
Mudah-mudahan kita semua akan bertemu dengan bulan Ramadhan dan mendapatkan rahmat, barakah dan maghfirah Allah سبحانه وتعالى.

Amin ya Rabbal Alamin.




PUASA DAN HIDANGAN LANGITMU

Ada sesuatu yang terasa manis
tersembunyi di balik laparnya lambung.

Manusia itu seperti sebatang seruling.

Bila penuh isi lambung seruling,
tak ada desahan rendah atau tinggi yang dihembuskannya.
Jika lambung dan kepalamu terasa terbakar karena berpuasa,
apinya akan menghembuskan rintihan dari dadamu.
Melalui api itu akan terbakar seribu hijab dalam sekejap mata,
kau akan melesat naik seribu derajat di jalan dan hasratmu.
Maka jagalah agar lambungmu tetap kosong.
Merintihlah bagai sebatang seruling,
dan sampaikan hajatmu kepada Tuhan.
Jagalah agar lambungmu kosong
hingga dapat kau lantunkan bermacam rahasia seperti layaknya sebatang seruling.
Jika lambungmu selalu penuh
Setan yang akan menanti di kebangkitanmu dan bukannya Akal Sejati-mu,
di rumah berhala dan bukannya di Ka'bah.
Saat engkau berpuasa,
akhlak yang baik berkumpul di sisimu,
bagaikan pembantu, budak dan penjaga.
Teruskanlah berpuasa,
karena ia adalah stempel Sulaiman.
Jangan serahkan stempel itu kepada Setan,
yang dapat membuat kerajaanmu kacau.
Dan, jika sempat kerajaan dan bala-tentaramu meninggalkan dirimu,
mereka akan kembali,
jika kau tegakkan lagi panjimu dengan berpuasa.
Hidangan dari langit, al-Maidah,
telah tiba bagi mereka yang berpuasa.
Isa ibn Maryam telah menurunkannya dengan do'anya.
Tunggulah Meja Perjamuan, al-Maidah,
dari Yang Maha Pemurah dengan puasamu itu:
sungguh tak pantas membandingkan hidangan dari langit dengan sederhananya sup sayuranmu.
--Maulana Jalaluddin Rumi, Diwan-i Syamsi Ghazal.


Post a Comment

0 Comments